Abu Nawas adalah seorang yang jenius nan cerdas.. pada suatu momen dijaman hidupnya dia, ia menikahi seorang putri Raja yang cantik nan belia.. namun pada suatu ketika sang istri mengidap penyakit kulit yang menyebabkan kulit wajahnya agak rusak dan paras cantiknya dengan sekejap berubah menjadi buruk rupa.. "apa yang terjadi dengan wajahku wahai suamiku" berucap sang istri kepada sang suami.. "wajahmu hanya mengalami iritasi biasa dan itu akan sembuh nantinya jika kamu bersabar dan rajin mengobati serta banyak berdoa kepada Allah" sahut sang suami.. pada hari berikutnya, sang suami ingin makan dan berangkatlah sang istri untuk pergi kepasar demi melayani sang suami.. tiba-tiba ketika sepanjang perjalanan menuju pasar dan sesampainya di pasar, sang istri merasa malu dan tidak percaya diri karena semua orang dan para pedagang melihat dia dengan terheran - heran.. "wauw apa yang sedang terjadi dengan sang istri sahabat kita Abu Nawas?" tanya teman dekat Abu kepada teman yang sedang berbincang disebelahnya.. "sepertinya ia dikutuk karena menikahi seorang yang baik, padahal ia bukan orang yang baik seperti sahabat kita si Abu Nawas" jawab teman yang diajak ngobrol tadi.. serentak kuping sang istri panas dan mendengar ucapan sahabat - sahabat suaminya itu.. lalu pulanglah sang istri dengan sangat sedih dan langsung mengadu kepada sang suami yang amat dicintainya itu.. "apa yang menimpamu wahai istri kesayanganku?" tanya Abu, ""aku sedih, aku malu, karena semua orang mencibirku karena wajahku yang sedang rusak ini dan aku amat sakit hati dengan ucapan orang2 tersebut" jawab sang istri.. selesai curhat sang istrti kepada Abu, kemudian Abu Nawas mengambil langkah untuk bisa mengembalikan kepercayaan diri sang istri dan kemudian ia berajak pergi ke pasar untuk melancarkan rencananya.. setibanya ia di pasar, kemudian Abu Nawas mengundang semua orang yang ada dipasar untuk datang kerumahnya guna menghadiri pesta roti enak yang dibuat istrinyaq tercinta.. "wahai semua sahabatku dan saudara-saudar yang amat kucintai dan kuhormati aku mengundang kalian semua untuk datang esok hari pada waktu makan siang dirumahku, karena aku dan istriku mengadakan pesata roti lezat dan cantik dirumahku".. pada keesokan harinya Abu Nawas telah menyiapkan roti2 nya, roti yang dibuat oleh ia dan istrinya itu hanya roti tawar biasa namun dibuat seunik mungkin dan secantik mungkin dengan warna-warna yang mengundang selera.. ada yang berbentuk kotak dengan warna hijau, ada yang berbentuk lingkaran dengan warna biru, ada yang berbentuk segi lima dengan warna hitam, ada yang berbentuk limas dan trapesium dengan warna putih.. waktu makan siang pun tiba dan semua tamu undangan sudah memadati rumah Abu nawas.. kondisi ini amat wajar karena semua tahu istri si Abu amat jago dalam membuat roti dan kue-kue lainnya.. sebelum acara makan-makan dimuali Abu Nawas melakukan pembukaan dengan memberikan sambutan yang berisi : "hari ini adalah hari pembalasan terhadap apa yang kita lihat dan kita rasakan atas ketahuan dan ketidak tahuan kita".. "hari ini jugalah hari penyadaran atas kekeliruan kita semua" dan yang terpenting lagi adalah kita semua akan memuaskan hasrat kita terhadap lapar untuk makan" setelah sambutan selesai makanan dikeluarkan dan tamu undangan terpana dengan roti2 yang memukau mata mereka dan dalam hati mereka masing2 terucap "udah ga sabar ni mau makan roti2 itu, kayanya lezat deh".. pada saat dipersilahkan makan semua tamu berebut untuk mengambil roti yang mereka suka dan mereka inginkan.. serentak semua tamu teriak dan mengeluh setelah mereka memakan roti2 tersebut.. "roti apa ini? ini sih tidak seperti apa yang kita fikirkan, semua rasanya sama saja seperti roti tawar lainnya.."
dasar pembohong kau Abu Nawas.." Abu Nawas pun berdiri dan memulai pidatonya : "wahai saudara2ku maafkanlah aku jika aku punya salah, akan tetapi ini semua kulakukan untuk aku, istriku, dan kalian semua, bahwa aku ingin memberikan pelajaran bahwa kalian semua sudah salah menilai dan berfikir bahwa istriku sangat buruk rupa dan pasti aku sudah sial mendapatkan dia,, akan tetapi seperti roti yang kalian makan tadi, bentuk secantik apapun warna semenarik apapun, tetap saja rasanya sama. seperti itulah wanita mau dia cantik, jelek, biasa- biasa saja tetap saja rasa dalamnya sama".. serentak semua tamu tertawa dan menyadari kesalahan mereka terhadap istrinya Abu Nawas lalu mereka memakan roti dengan ikhlas sebagai tanda sukur dan kemudian satu persatu meminta maaf kepada istri Abu Nawas.. sang istri pun senang dan kembali percaya diri dan begitu seterusnya sampai ia sembuh dari penyakitnya..
please semua teman2ku komen ya atas ceritaku ini.. thanks, mudah2an ada pelajaran yang bisa kita ambil dari cerita tersebut.. selamat membaca..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar